Postingan

KASUS F/A-18D HORNET MALAYSIA DAN PELAJARAN BAGI INDONESIA

Gambar
  Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad membuat sebuah pernyataan yang mengejutkan, meski inti dari pernyataan tersebut telah menjadi rahasia umum, namun ini pertama kalinya tokoh negeri Jiran itu mengungkapkan keluh kesahnya terhadap pesawat tempur besutan Amerika Serikat tersebut. Jet tempur yang dimaksud adalah F/A-18D Hornet yang dioperasikan oleh Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang cukup tangguh dan canggih, namun yang jadi masalahnya dalam operasionalnya terdapat syarat dan ketentuan berlaku yang ditentukan oleh kebijakan Amerika Serikat. Hal serupa juga pernah dialami oleh pesawat tempur F-16 TNI AU di mana kedua alutsista tersebut tidak bisa digunakan untuk berperang tanpa izin dari Amerika Serikat.   (Mahathir Mohamad) Dilansir dari kanal berita asal Qatar yaitu Al-Jazeera memberikan gambaran mengenai F/A-18D Hornet serta syarat dan ketentuan berlaku dalam operasionalnya. Mahathir mencatat soal ketentuan AS yang tidak menyediakan source code. Mahathir me

EMBARGO MILITER DAN PENTINGNYA KEMANDIRIAN ALUTSISTA BAGI INDONESIA

Gambar
(Beberapa Produk Alutsista Indonesia) JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) adalah sebuah topik pidato Presiden Pertama Indonesia yaitu Presiden Soekarno. Pesannya sangat jelas, agar seluruh bangsa Indonesia tidak melupakan sejarahnya dan belajar dari perjuangan para tokoh sejarah. Salah satu yang masih terngiang dalam ingatan kita adalah ketika Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan embargo militer terhadap Indonesia. Embargo ini berdasarkan tuduhan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Indonesia yang menurut mereka telah melakukan pelanggaran HAM di Dili, Timor-Timur pada 12 November 1999. Dalam artikel ini lebih menjelaskan mengenai jalan terjal Indonesia dalam mencapai kemandirian alutsista.  Embargo yang berlangsung dari tahun 1999 hingga 2005 ini mengakibatkan Indonesia tidak bisa membeli Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) beserta suku cadangnya yang berdampak pada peralatan militer Indonesia terfokus alutsista stategis seperti F-16, F-5, C-130 dan Hawk-109

EMBARGO MILITER IRAN YANG JUSTRU MELAHIRKAN MONSTER MENGERIKAN DI TIMUR TENGAH

Gambar
Iran merupakan Negara benua A sia yang juga pernah memiliki sejarahnya sejarah terkena embargo baik ekonomi maupun militer. Sama seperti Afrika Selatan, Iran mengalami embargo militer secara bertahap. Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menjatuhkan sanksi terhadap Negeri Mullah itu tahun 1984, kemudian diikuti oleh sejumlah negara Barat yang lainnnya, guna menghambat (menurunkan) kapabilitas militer Iran dalam Perang Iran-Irak. Selain itu, Pemerintah AS nampaknya sedikit khawatir akan ekspansi pengaruh Revolusi Islam Iran tahun 1979 ke seluruh Timur Tengah dan mengacaukan (mendisrupsi) tatanan politik di wilayah tersebut. Biarpun Iran telah memiliki industri militer sejak tahun 1973 yang didirikan oleh Shah Reza Pahlavi, namun hampir semua kebutuhan militer Iran kala itu diimpor dari negara-negara Barat dengan nilai impor mencapai US$8 miliar pada tahun 1975. Dengan putusnya hubungan dengan Barat dan embargo militer tersebut, praktis membuat Iran harus bergantung pada kem

Tsar Bomba (Bom Atom Terbesar Dalam Sejarah Umat Manusia)

Gambar
  Pada tanggal 10 Juli 1961 Sekjen Soviet Nikita Khrushchev memulai sebuah proyek bom nuklir terbesar yang pernah dibuat. Khrushchev menyetujui proyek ini saat situasi tegang pada era perang dingin, bersamaan dengan dimulainya pem bangun a n tembok Berlin 13 Agustus 1961. Tsar Bomba adalah sebuah bom hidrogen tiga tahap berkekuatan 50 megaton atau setara dengan 10 kali seluruh bom yang diledakkan pada Perang Dunia II termasuk bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki. Nama Tsar Bomba sendiri berarti Kaisar (Raja) Dari Segala Bom. Tsar Bomba didesain oleh tim yang beranggotakan Julii Borisovich Khariton (Pemimpin), Andrei Sakharov, Victor Adamsky, Yuri Babayev, Yuri Smirnov, dan Yuri Trutnev. Bomb ini diproduksi sebanyak 1 unit (dan 1 bom tiruan yang disimpan di  Sarov ) .                                               Bom hidrogen tiga tahap ini, seperti halnya bom-bom hidrogen lainnya, menggunakan bom fisi primer untuk memicu sebuah termonuklir sekunder, dan kemudian

Kisah RPKAD Garuda iii di Kongo pada tahun 1962: Pertempuran 30 vs 3000

Gambar
                                                              (Pasukan Garuda II di Kongo tahun 1961) Disini akan dibahas mengenai salah satu kisah heroik prajurit TNI. Di Bumi Afrika yang tengah bergejolak, kembali mengudang Misi Perdamaian TNI dengan nama Garuda III Kongo yang dipimpin oleh Alm. Letjen TNI (Purn) Kemal Idris. Pasukan ini berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962, dan berada di medan tugas selama delapan bulan. Mereka di tempatkan di Albertville. Di tempat ini telah disiapkan satu pasukan besar, yang terdiri atas 2 batalyon kavaleri. Sedangkan Batalyon Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) di tempatkan di Elizabethville, yang menjadi wilayah kekuasaan dari tiga kelompok milisi yang di pimpin oleh Moises Tsommbe , yang ingin memisahkan diri dari pemerintah Republik Demokratik Kongo pimpinan Presiden Kasavubu. Daerah ini terkenal dengan kekayaan mineralnya. Sempat terjadi beberapa pertempuran antara pasukan PBB asal India melawan kelompok-kelompok pemberont